TEMPO.CO, Jakarta - Chief Operating Officer (COO) PT Maxindo Renault Indonesia, Davy J Tuilan mengklaim produk Renault Triber sangat irit bahan bakar. Karena itu, menurut dia mobil 1.000 cc dengan kapasitas tujuh penumpang ini bisa laris di Indonesia.
"Triber yang kita pasarkan di Indonesia, itu pakai mesin-energi yang pakai teknologi Air Scoop,"kata Davy di sela-sela penandatanganan MoU penjualan Triber dan Twizy dengan Garuda Group Indonesia, di Hotel Grand Hyatt, Rabu, 31 Juli 2019.
Air scoop itu, kata dia, terletak di bagian kanan pada grill mobil Triber. Nah di situ terdapat lubang yang memastikan udara yang masuk ke air intake mesin adalah udara dengan suhu rendah.
"Udara dingin itu 20 persen molekulnya lebih padat dari udara panas. Hasilnya apa, pembakaran lebih sempurna dan bahan bakar lebih irit," ujar dia.
Triber sendiri diketahui akan memakai mesin 1.000 cc 3 silinder. Kubikasi mesin yang dianggap sejumlah pihak terlalu kecil untuk bodi dan sejumlah fitur yang dimiliki mobil CBU dari India ini. Kendati demikian, Davy menjawab kritikan tersebut. Bagi dia, mesin Triber masih sanggup bersaing dengan kompetitor yang menjulal mobil harga di bawah Rp200 jutaan.
"Lu bandingin kompetitor kita deh, ada yang cc nya 1.200 tapi hanya 69 HP. Nah, Triber itu 1.000 cc tapi hp-nya 72. Torsinya juga tercapai di rpm 3.500. Pilih mana?," ujarnya yang merujuk pada spesifikasi mesin Datsun Go.
Davy yang juga percaya bahwa saat ini kecendrungancustomer memilih mobil irit ketimbang mobil dengan mesin besar. "Sekarang orang cenderung ke arah iritnya dari pada tenaganya."ujarnya.
Terkait itu, dia percaya bahwa meskipun Triber dibekali mesin kecil. Namun dirinya tetap optimistis bisa bersaing di pasar otomotif Indonesia. "Nanti baru bisa kita simpulkan pada tahun 2020. Kita lihat penjualan Triber seperti apa pada saat sudah jalan. Yang jelas kami percaya diri," ucap mantan Vice President Director of Marketing and Sales, PT Nissan Motor Indonesia ini.