TEMPO.CO, Jakarta - Zhejiang Geely Holding Group (Geely) akan berinvestasi di perusahaan taksi terbang asal Jerman, Volocopter. Bersama mitra barunya, Geely juga akan mendirikan perusahaan startup patungan untuk meluncurkan taksi udara di Cina, demikian pernyataan perusahaan itu seperti dikuti dari China Daily, Senin, 9 September 2019.
Geely memimpin investasi yang mengumpulkan 50 juta euro (sekitar US$55 juta) untuk membantu pesawat VoloCity dengan peluncuran komersialnya dalam tiga tahun ke depan, perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin. Geely disebut akan mengambil 10 persen saham di pengembang mobil terbang itu.
Ketua Geely Holding, Li Shufu, mengatakan Geely telah beralih dari menjadi produsen otomotif menjadi kelompok teknologi mobilitas.
"Usaha patungan yang direncanakan dengan Volocopter menggarisbawahi kepercayaan kami pada taksi udara Volocopter sebagai langkah ambisius berikutnya dalam ekspansi kami yang lebih luas dalam layanan elektrifikasi dan mobilitas baru," ujarnya.
CEO Volocopter, Florian Reuter, mengatakan mobilitas perkotaan perlu berkembang dalam beberapa tahun ke depan untuk memenuhi permintaan yang meningkat. "Pendanaan baru ini dapat membantu perusahaan mengambil langkah besar menuju menghidupkan mobil-mobil di udara," katanya.
Fase kerja sama pertama akan meningkatkan total modal yang diterima Volocopter menjadi 85 juta euro. Volocopter juga dalam diskusi dengan investor untuk mengumpulkan lebih banyak dana pada akhir tahun ini, menurut pernyataan tersebut.
Mobil terbang buatan perusahaan Terrafugia Inc., saat terbang pertama kali. Mobil ini memiliki 2 kursi, 4 ban dan sayap yang bisa dilipat, dan dapat terbang di ketinggian 1.400 kaki (sekitar 426 meter) selama 8 menit saat tes terbang. AP Photo/Terrafugia.com
Pengembang kendaraan terbang ini akan menempatkan dana untuk menerima sertifikasi komersial oleh Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa untuk pesawat VoloCity-nya, kata pernyataan itu.
Volocopter adalah salah satu dari sejumlah perusahaan yang memanfaatkan meningkatnya permintaan untuk kendaraan terbang. Sejak didirikan pada 2011, Volocopter telah membangun tiga generasi pesawat Volocopter, dua di antaranya menerima lisensi untuk penerbangan berawak dan tak berawak dengan total dana 35 juta euro.
Perusahaan telah melakukan sejumlah demonstrasi publik tentang kelayakan pesawat lepas landas dan mendarat vertikal bertenaga listrik. Baru-baru ini berhasil menyelesaikan penerbangan di Bandara Helsinki.
Setelah pendanaan Seri C, Geely akan menjadi investor minoritas di Volocopter, di samping investor strategis yang ada seperti Daimler AG. Pendiri Volocopter akan tetap menjadi pemegang saham terbesar perusahaan.
Ketua dewan manajemen Daimler AG Ola Kallenius mengatakan: "Kami sangat senang melihat mitra kami di Geely berinvestasi di Volocopter dan menjadi pemegang saham seperti yang telah kami lakukan sejak 2017."
Perusahaan lain di AS dan Jepang, seperti Uber Technologies Inc, Boeing Co, Airbus SE dan startup yang didukung oleh Toyota Motor Corp, juga mengembangkan mobil udara dan mencoba untuk mengkomersialkannya dalam waktu dekat.