TEMPO.CO, Yogyakarta - Beragam aliran motor kustom dari cafe racer, scrambler, bobber hingga chopper tumplek blek di ajang Kustomfest 2019 yang dihelat 5-6 Oktober di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta.
Para builder dari berbagai daerah Indonesia tampak habis habisan membangun karya meski menelan dana yang lumayan.
Sebagian karya merupakan pesanan pecinta kustom, namun tak sedikit pula builder membangun karyanya sendiri demi dikonteskan.
Tengok saja salah satunya sebuah custom bergaya bobber buatan Kedux Garage Denpasar Bali yang seluruh kerangkanya dibalut besi-alumunium krom dengan model runduk.
"Sebenarnya belum punya nama, tapi ownernya kasih nama Taksaka," ujar Komang Gede Sentana Putra alias Kedux kepada Tempo Ahad 6 Oktober 2019.
Kedux menuturkan, dua tahun terkahir ini ia dan timnya membangun Taksaka yang mengusung mesin berkapasitas 1600 cc itu. Kedux menuturkan demi konsep motor ini, sang owner tak ragu merogoh kocek hingga Rp 500-600 juta. Untuk mendatangkan bongkahan mesinnya saja butuh biaya Rp 160 juta.
Meski style bobber yang dipesan pemilik itu sebenarya bukan style yang biasa digarap Kedux. Sehingga ia pun mengakui sempa kesulitan saat coba disodori desain motor yang mengusung mesin evo style dari XNS tipe evo style shovel generator rilisan 2019 itu.
"Owner mintanya digarap mengarah style Shinya Kimura," ujar Kedux.
Shinya Kimura sendiri dikenal sebagai pembangun motor kustom asal Jepang yang mendirikan Zero Engineering pada tahun 1992 dan Chabott Engineering pada tahun 2002. Dia merupakan pencetus motor kustom gaya nol.
Benar saja. Saat Kedux mulai menggarap motor dengan style ala Shinya itu, pria berambut gondrong itu mengalami kesulitan. Terutama saat coba menyesuaikan komponen mesin dan bentuk bodi motor yang diinginkan cukup susah. Seperti dari mana ia harus mengambil bentuk sudut, bentuk aksesorisnya, dan lainnya.
"Jadi ngga bisa sekali buat langsung jadi. Kadang bisa dua -tigakali buat sasisnya sampai match," ujarnya.
Untuk pembentukan bagian ekor dan kaki kaki sendiri Kedux tak mengalami masalah ketika dimensi bagian tengah untuk menanam mesin dan asesoris sudah mencapai presisi. Sisanya tinggal menyesuaikan.
Namun meski prosesnya lama dan biaya tak sedikit, Kedux boleh bernafas lega. Di ajang Kustomfest motor ini melenggang ke karpet merah bersama 150 motor lain, menyisihkan 300 karya lain yang hendak ikut.
Di ajang Kustomfest, majalah custom bike kenaamaan Chopper Journal pun menuntunbTaksaka ke area outdoor depan Gedung JEC demi sesi pemotretan khusus untuk mengisi edisi selanjutnya majalah tersebut.
"Saya di Kustomfest ini cuma bawa motor ini, nggak bawa yang lain," ujar Kedux.