TEMPO.CO, Wuhan/Shanghai - Produsen baterai mobil listrik asal Cina, Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL), mengatakan pada hari Rabu, 12 Juli 2020, sedang mengerjakan teknologi baru yang memungkinkan sel baterai diintegrasikan dengan sasis mobil listrik.
Mengintegrasikan sel secara langsung ke kerangka kendaraan listrik (EV) diklaim akan memungkinkan lebih banyak sel untuk dimuat ke dalam mobil dan memperluas jangkauannya.
Baca juga: CATL Siap Produksi Baterai Kendaraan Listrik Berkemampuan Super
Dilaporkan Reuters, Bos CATL Zeng Yuqun mengklaim bahwa dengan teknologi baru itu mobil listrik dapat memiliki jarak tempuh lebih dari 800 km (500 mil). CATL menargetkan peluncuran teknologi baru baterai mobil listrik itu sebelum tahun 2030.
Zeng tidak mengatakan apakah CATL sudah bekerja sama dengan produsen mobil mana pun untuk menerapkan desain baru ini.
CATL memasok baterai lithium iron phosphate (LFP) ke Tesla Inc dan baru-baru ini menandatangani kemitraan dengan Honda Motor, Jepang. Perusahaan ini juga memasok baterai untuk Volkswagen AG dan Daimler AG.
Baca: Tesla Gandeng CATL untuk Memasok Baterai Kendaraan Listrik
Teknologi seperti ini akan memungkinkan pembuat baterai mobil listrik untuk berpartisipasi dalam desain kendaraan sejak tahap awal. Produsen mobil saat ini cenderung mengambil modul baterai dari produsen baterai dan melengkapinya agar sesuai dengan desain mekanis mobil.
Zeng, mengatakan CATL sedang menjajaki bisnis baru termasuk daur ulang baterai mobil listrik dan penyimpanan energi.
Pada hari Selasa, 11 Agustus, CATL mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk menginvestasikan sekitar 19 miliar yuan (setara Rp 40,3 triliun dengan kurs saat ini 1 yuan = Rp 2.124) untuk mengamankan sumber daya utama dan mempercepat ekspansi global.