TEMPO.CO, Jakarta - Renault berharap penjualan mobil listrik (EV) dan hybrid meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 350 ribu unit pada 2021, Reuters melaporkan, dikutip pada Sabtu, 20 Maret 2021.
Dua sumber yang dekat dengan perusahaan mengatakan hal ini sejalan dengan perusahaan yang berjuang untuk maju dalam pengalaman mengemudi yang lebih bersih.
Di tengah peraturan emisi yang lebih ketat, perusahaan mobil beralih ke kendaraan bertenaga baterai, pasar yang didominasi oleh pabrikan mobil Amerika Serikat Tesla dan Volkswagen dari Jerman, yang meningkatkan produksi dan investasi.
Hipotesis kerja Renault untuk tahun 2021 adalah penjualan kendaraan listrik yang mencapai 350 ribu unit, kata dua sumber yang mengetahui perkiraan internalnya. Itu termasuk sekitar 150 ribu kendaraan listrik penuh (full-electric) dan sekitar 200 ribu model hibrida, tambah mereka.
Produsen asal Prancis itu menolak berkomentar.
Baca juga: Mobil Listrik Mungil Renault Twizy Dijual di Tokopedia
Angka tersebut, yang hanya mencakup merek grup Renault dan Dacia, dibandingkan dengan proyeksi merek Volkswagen untuk 450 ribu pengiriman kendaraan listrik tahun ini.
Perusahaan Volkswagen yang lebih luas, yang juga mencakup merek seperti Seat dan Audi, menargetkan 1 juta pengiriman kendaraan berlistrik pada tahun 2021.
Saham Volkswagen melonjak minggu ini ketika mengumumkan perkiraan untuk penjualan mobil listrik yang lebih tinggi tahun ini.
Grup VW mengharapkan kendaraan listrik sepenuhnya menyumbang lebih dari 70 persen dari total penjualan kendaraan Eropa merek inti Volkswagen pada tahun 2030, dibandingkan dengan target sebelumnya sebesar 35 persen.
Renault mengembangkan mobil listrik lebih awal daripada banyak pesaingnya, tetapi dorongan besar di seluruh industri telah mengubah bidangnya.
Analis UBS mengatakan dalam sebuah laporan bulan ini bahwa Volkswagen dan Tesla muncul sebagai pemimpin dalam kategori dengan selisih lebar, diikuti oleh Toyota Jepang, dan mengatakan pembuat mobil yang menjual kurang dari 750 ribu mobil listrik per tahun akan dirugikan dalam jangka panjang.
Di bawah CEO baru Luca de Meo, Renault yang merugi mencoba meningkatkan profitabilitasnya, mengendalikan jumlah model yang dibuatnya, dan bertaruh besar-besaran pada kendaraan listrik.
Grup ini bertujuan untuk menghasilkan 30 persen penjualan untuk merek Renault dari mobil listrik sepenuhnya pada tahun 2025, dengan 35 persen lainnya dari model hybrid.