TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil Korea Selatan Kia Corp. menguraikan rencana bisnis mobil bekas untuk memperluas penawaran bagi pelanggan.
Rencana bisnis itu menyusul persetujuan dari Pemerintah Korsel dan keberatan dari merek mobil lain.
Baca Juga:
Bulan lalu, Kementerian UKM dan Start-up Korea Selatan memutuskan tidak menetapkan penjualan mobil bekas sebagai salah satu bisnis untuk usaha kecil dan pemula. Mengutip Yonhap hari ini, Senin, 18 April 2022, keputusan ini membuka jalan bagi konglomerat untuk memasuki pasar.
Keputusan itu mengundang keberatan keras dari asosiasi dealer mobil bekas di Korsel. Namun konsumen menyambut baik kebijakan pemerintah tersebut karena mereka belum puas dengan produk dan layanan yang ada.
Beberapa dealer mobil bekas lokal dikritik karena merayu pelanggan dengan penawaran palsu dan informasi yang salah.
Perusahaan afiliasi Kia yang lebih besar, Hyundai Motor Co., mengumumkan rencana memasuki bisnis mobil bekas pada bulan lalu.
Hyundai akan menjual mobil bekas yang melewati pengujian kualitas yang ketat. Perusahaan membeli mobil bekas merek Hyundai berusia kurang dari lima tahun dengan jarak pakai 100.000 km.
Kia menyatakan akan mengambil langkah yang sama dalam bisnis mobil bekas.
Hyundai akan membatasi pangsa pasarnya dari 2,5 persen di Korsel pada 2022 menjadi 3,6 persen pada 2023 dan 5,1 persen pada 2024.
Adapun Kia berencana membatasi pangsa pasar domestiknya dari 1,9 persen tahun ini menjadi 2,6 persen pada 2023 dan 3,7 persen pada 2024.
Baca: PPnBM Nol Persen, Carsome: Harga Mobil Bekas Terpengaruh
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.