TEMPO.CO, Klaten - Moda Angkutan Hemat Perdesaan atau mobil Mahesa Nusantara menggunakan mesin diesel Quick. Mesin ini didatangkan dari CV Karya Hidup Sejahtera (KHS) Yogyakarta, yang merupakan produsen traktor bermerek Quick. CV KHS adalah salah satu industri yang turut dalam proyek pengembangan Mahesa Nusantara yang diinisiasi Sukiyat, yang juga dikenal sebagai inisiator mobil Esemka.
“Pertama, kualitas mesin buatan CV KHS sudah teruji. Traktornya kuat di berbagai medan. CV KHS juga sudah mengekspor mesin buatannya ke sejumlah negara, termasuk Jepang,” kata Sukiyat saat ditemui Tempo di bengkel Kiat Motor miliknya di Jalan Solo-Yogyakarta, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Rabu, 4 Oktober 2017.
Baca: Seribu Unit Mobil Mahesa Nusantara Edisi Terbatas Segera Dibuat
Alasan kedua, Sukiyat dan Direktur Utama CV KHS Hendro Wijayanto sudah bersahabat sejak dulu. Jauh sebelum nama Sukiyat melambung karena mobil Esemka, Binbin, sapaan akrab Hendro, sudah sering menyambangi Sukiyat di bengkel lamanya di Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Klaten. “Mendengar saya mau buat Mahesa, Pak Binbin menemui saya dengan mata berkaca-kaca dan bicaranya terbata-bata,” ujarnya.
Mobil Perdesaan Mahesa Nusantara tipe pick up di bengkel Kiat Motor miliknya di Jalan Solo-Yogyakarta, Ngaran-Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, pada Jumat, 29 September 2017. TEMPO/Dinda Leo Listy
Sukiyat mengatakan, saat itu, Binbin terharu dan langsung menyatakan keseriusannya untuk turut memperjuangkan mimpi Sukiyat membuat kendaraan yang seluruh komponennya diproduksi dari dalam negeri. “Pak Binbin tahu semua kisah saya. Bagaimana saya jatuh-bangun (saat memperjuangkan mobil Esemka) dan tetap bersemangat sampai sekarang,” ucapnya.
Simak: Tunggu Regulasi, Mobil Perdesaan Mahesa Siap Produksi di 2018
Menurut Sukiyat, Binbin adalah seorang pekerja keras yang berkemauan kuat. Karena itu, Sukiyat merasa sangat cocok bekerja sama dengan sahabat lamanya tersebut. Selain karena faktor persahabatan dengan Binbin, Sukiyat juga melihat CV KHS sebagai perusahaan bonafit dari kepemilikan lahan yang luas dan alat-alat produksinya yang lengkap dan canggih.
Sistem power take off (PTO) di bagian belakang atau bawah bak mobil Mahesa Nusantara yang dapat disambungkan dengan mesin-mesin pertanian. TEMPO/Dinda Leo Listy.
“Mesin Mahesa hasil pengembangan dari mesin traktor Quick. Sama-sama diesel, satu piston, berbahan bakar solar (1 liter untuk menempuh jarak 30 kilometer). Kecepatan maksimal cuma 55 kilometer per jam. Tapi yang diutamakan kekuatannya (berdaya 16,8 PS) karena Mahesa didesain multifungsi dengan sistem power take off (PTO), yang dapat disambungkan ke mesin-mesin pertanian,” tuturnya.
Jika Mahesa Nusantara sudah mulai diproduksi massal, Sukiyat menambahkan, tidak menutup kemungkinan timnya bersama CV KHS akan mengembangkan mesin dengan dua piston. “Pakai satu piston atau dua piston sama-sama punya kelebihan dan kekurangan, tapi itu nanti. Kami terus berproses sambil jalan,” katanya.